
Serak Suara Ikang Fawzi Tambah Basah
Laporan: Thamzil Thahir
Dok Tribun
Minggu, 25 Juli 2010 | 07:47 WITA
MAKASSAR, TRIBUN - Enam jam sebelum pentas, sekitar pukul 23.35 Wita, Ikang Fawzi menjajal peralatan Panggung Botol Music, Clarion Hotel, Makassar, Jumat. (23/7/2010) malam. "Yang balance ya Bang, biar natural," begitu permintaan Ikang kepada John Cuma, soundman Botol Music. Brother In Law Tampil Pertama di Botol Music, Makassar. Perangkat soundsystem digital Botol memang bisa merekayasa vokal pas-pasan penyanyi karbitan laiknya rocker sejati atau bersuara seperti pedangdut beken. Namun Ikang mau yang alami. "Tidak berubah, lagu Pappa si pappa preman-preman, masih seperti 18 tahun lalu." kata soundmand berusia 51 tahun yang sudah seperempat abad menguatak-atik sound mixer ini.
Ikang memberi bukti. Saat lagu Preman dilantunkan di pentas yang disponsori Class Mild ini suara khasnya terjaga. Konser terbatas ini ditonton sekitar 400-an fans yang kebanyakan genarasi 7o-an dan 80-an. "Karakter suara musisi itu stabil hingga usia 70 tahun. Ikang itu kira-kira seumur saya," kata John meyakinkan pengalamannya.
Suara serak-serak Ikang memang masih tetap basah.Karakter dan mutu suaranya stabil dengan oktav tinggi namun tetap terasa lembab seperti di era kejayaannya, 1980-an. Ketika, Ikang melantunkan Preman, lagu kedua di pentas sesungguhnya, karakter suara Ikang mulai terasa di lagu lawasnya, Salam Terakhir atau lagu anyarnya Marry Me.
Single Marry Me ini sekaligus nama album Brother in Law yang segera dirilis," kata Ikang memperkenalkan grup kolaborasi barunya dengan dua saudara iparnya, Gilang Ramadan (drummer) dan Eki Sukarno (lead guitarist). "Kami merasa terhormat sebab Makassar ini jadi kota pertama kami pentas." Ujar Ikang. Secara umum kolaborasi baru yang oleh Deny, MC tetap Botol Music, memplesetkan Brother in Law dengan Brother in Lago (saudara se-ipar) ini amatlah memuaskan penonton. Namun, Eki yang memainkan gitar terlihat tak banyak mendapat peran. Sebagai ipar tertua, dan lead vocalist, Ikang terlihat mendominasi. Gilang menunjukkan kemampuan dan performance-nya sebagai drummer di lagu terakhir, Negeri Iblis. Hampir 30 menit dia menabuh drum modern namun terdengar justru trerdengar seperti memainkan gamelan, musik khas Jawa. Itulah kemampuan Gilang.
Redaksi: 081.625.2233 (SMS), tribuntimurcom@yahoo.com, Facebook Tribun Timur Berita Online Makassar, twitter.com/tribuntimur
Sirkulasi: 081.625.2266 (SMS)
Iklan: 0411 (8115555)
Sirkulasi: 081.625.2266 (SMS)
Iklan: 0411 (8115555)




BIL (Brother in Law) terdiri dari Ikang Fawzi, Ekki Soekarno dan Gilang Ramadhan. Nama mereka selama ini dikenal sebagai figur-figur yang berkecimpung di dunia musik dengan serius dan konsisten. Ikang Fawzi (51) adalah musisi dan penyanyi rock, juga pemain film yang populer tahun 1980-an. Saat ini Ikang lebih sibuk sebagai pengusaha properti dibanding kegiatannya di dunia seni yang membesarkan namanya. Ekki Soekarno (49) adalah pemeran dan pemusik Indonesia. Ia pernah bermain dalam sejumlah film nasional dengan debut dalam film Tirai Malam Pengantin (1984). Selain itu, ia pernah menjadi penyanyi dengan mengeluarkan satu album dimana ia bernyanyi bersama Ikang Fawzi, Andi Meriem Matalatta, Fariz RM, dan Dian Pramana Poetra. Sementara Gilang Ramadan (48) adalah pemusik yang berfokus bermain drum. Musik, bagi mereka bukan hanya sekadar berkarya dan memburu popularitas, tapi musik adalah bahasa jiwa, bahasa universal bagi mereka bertiga. Bermusik diharapkan menjadi ekspresi rasa dan kreativitas dengan menyampaikan berbagi pesan kemanusiaan, kontrol sosial serta perdamaian.

.jpg)